Tiga Guru Besar Baru IPB Gagas Terobosan untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Berkelanjutan

IPB University kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi ilmu pengetahuan dan pembangunan nasional berkelanjutan melalui pengukuhan tiga guru besar dari tiga bidang strategis. Ketiganya menyampaikan orasi ilmiah di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, pada Sabtu (12/7/2025).

Ketiga guru besar yang dikukuhkan ialah; Prof. Dr. Sri Suharti dari Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Alla Asmara dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Prof. Dr. Eng. Wisnu Ananta Kusuma dari Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika.

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyampaikan apresiasi atas pengukuhan ini sekaligus harapannya terhadap kontribusi nyata para guru besar. Ia menegaskan, pengukuhan guru besar bukan sekadar capaian akademik, tapi juga sebuah amanah untuk menghadirkan solusi konkret bagi bangsa. 

“Hari ini, kita mendengar gagasan yang strategis: mulai dari inovasi nutrisi untuk peternakan berkelanjutan, penguatan kelembagaan ekonomi peternak, hingga pemanfaatan bioinformatika dalam pengembangan pengobatan presisi berbasis kekayaan hayati Indonesia. Ini adalah arah keilmuan yang selaras dengan tantangan zaman dan visi besar Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Sementara itu, dalam orasinya, Prof. Sri Suharti mengangkat tema Strategi Pengembangan Ternak Ruminansia Pedaging Berkelanjutan Melalui Integrasi Rekayasa Nutrisi Berbasis Mikroba dan Phytogenic Additive. Ia menekankan pentingnya strategi berbasis rekayasa nutrisi sebagai jawaban atas tantangan produktivitas, kualitas daging, dan emisi lingkungan di sistem peternakan ruminansia Indonesia.

“Beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah mengembangkan teknologi untuk menghasilkan probiotik konsorsium supermicrobe, memproduksi phytogenic additive yang efisien dan aplikatif, serta meningkatkan kualitas daging ternak lokal agar lebih sehat dan rendah lemak jenuh,” jelasnya.

Kemudian, Prof. Alla Asmara mengangkat isu penguatan ekonomi rumah tangga dan peningkatan kapasitas tenaga kerja peternakan sapi perah rakyat dalam orasi berjudul Penguatan Ekonomi Rumah Tangga dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja Peternakan Sapi Perah Rakyat Menuju Indonesia Emas 2045.

Ia menjelaskan pentingnya pendekatan terintegrasi dari hulu ke hilir yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Skema wakaf produktif juga menjadi cara strategis untuk mendukung akses permodalan dan regenerasi peternak.

“Strategi yang dapat dikembangkan antara lain penguatan peran koperasi serta pengembangan kemitraan wakaf produktif. Koperasi perlu didorong agar mampu memberikan pelatihan, pendampingan, serta memperkuat kelembagaan dan adopsi teknologi,” ujarnya.

Guru besar ketiga yakni Prof. Eng. Wisnu Ananta Kusuma memaparkan pentingnya pendekatan bioinformatika sistem dalam pengembangan pengobatan presisi berbasis bahan alam. 

Dalam orasinya yang berjudul Bioinformatika Sistem dalam Pengembangan Pengobatan Presisi Berbasis Bahan Alam untuk Memajukan Kesehatan Nasional, ia menyoroti tantangan pengembangan obat dari bahan alam yang bersifat multikomponen dan multitarget.

“Berbeda dengan obat sintetis, bahan alam memiliki kompleksitas tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan holistik yang hanya dapat dilakukan melalui bioinformatika sistem,” terangnya. 

Pendekatan ini diyakini Prof. Wisnu mampu mengoptimalkan potensi kekayaan hayati Indonesia untuk pengobatan yang lebih presisi dan berdampak luas bagi kesehatan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *