Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria membuka International Conference on Latest Molecular Technology and Agriculture (ICLMTA) 2025 yang berlangsung di Bali, Senin (22/9/2025). Konferensi ini dihadiri lebih dari 150 peserta dari sembilan negara, yakni Indonesia, Vietnam, Thailand, Singapura, India, Australia, Malaysia, Filipina, dan Kamboja.
Dalam sambutannya, Prof. Arif menyampaikan konferensi ini menjadi momen penting untuk menyatukan para ilmuwan, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam satu misi bersama: memajukan ilmu pengetahuan, pertanian, dan kemanusiaan melalui inovasi molekuler.
“Kita hidup di era tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: perubahan iklim, kerawanan pangan, munculnya hama dan penyakit, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi lingkungan. Solusi atas tantangan-tantangan ini tidak hanya membutuhkan teknologi canggih, tetapi juga kolaborasi lintas batas, disiplin ilmu, dan budaya,” ujar Prof. Arif.

Menurutnya, teknologi molekuler kini berdiri sebagai garda terdepan yang memungkinkan peningkatan produktivitas pertanian, memperkuat kesehatan manusia dan lingkungan, sekaligus menyediakan inovasi berkelanjutan untuk masa depan.
ICLMTA 2025 menghadirkan delapan subtema utama, meliputi genomik dan rekayasa genetika dalam perbaikan tanaman, penanda molekuler, teknologi penyuntingan genom, bioteknologi untuk pengendalian hama dan penyakit, keanekaragaman molekuler, praktik pertanian berkelanjutan, pertanian cerdas iklim, hingga aspek etika dan regulasi bioteknologi.
“Tema-tema ini bukan sekadar topik ilmiah, tetapi juga jalur yang selaras dengan misi IPB University untuk memastikan bahwa sains unggul, relevan, dan berdampak bagi masyarakat. Lebih penting lagi, mereka mengingatkan kita bahwa kemajuan dalam sains hanya dapat dicapai melalui kolaborasi,” jelasnya.

Prof. Arif menegaskan bahwa konferensi ini bukan hanya forum presentasi riset, tetapi juga wadah untuk memperkuat kemitraan jangka panjang serta menginspirasi generasi ilmuwan berikutnya.
“Semoga konferensi ini menghasilkan terobosan ilmiah baru, solusi inovatif bagi petani dan masyarakat, jaringan yang lebih kuat antar lembaga dan negara, serta visi bersama untuk masa depan yang berkelanjutan,” ucapnya.

