Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menjadi narasumber dalam acara Gen Z Summit dengan membawakan materi bertajuk “AgriTech Revolution: IPB Design for Agro-Maritime 4.0” yang digelar oleh Yayasan Gen Ztrive Indonesia di SMESCO Convention, Jakarta, Sabtu (24/5/2025). Dalam paparannya, Prof. Arif menegaskan bahwa transformasi teknologi merupakan kunci dalam menciptakan pertanian dan kemaritiman masa depan yang cerdas, mandiri, dan berkelanjutan.
Prof. Arif mengungkapkan, secara umum pemerintah di berbagai negara cenderung lambat dalam menanggapi perkembangan teknologi. Padahal, sebagai contoh saat ini teknologi dan inovasi di bidang pertanian sudah sangat bergeser.
“Saya kira kita sudah tidak lagi bicara pertanian dalam konteks seperti yang kita gambarkan tahun 90-an. Biologi juga sama. Jika berbicara tentang serangga penyerbuk, sebagian sekarang sudah pakai robot untuk bisa melakukan penyerbukan,” kata Prof. Arif.
Ia juga membahas konsep digital twin in agriculture, di mana eksperimen pertanian kini bisa disimulasikan dan dirancang terlebih dahulu melalui komputer, sebelum diuji langsung di lapangan. Hal ini mempercepat proses inovasi dan efisiensi produksi.
Dalam konteks sosial, Prof. Arif pun menyinggung tantangan regenerasi petani, seperti yang terjadi di Jepang, di mana standar sosial membuat petani sulit mendapat pasangan. Sedangkan di Indonesia, jumlah petani milenial jumlahnya mencapai 6 juta orang lebih.
Oleh karenanya, sebagai bentuk konkret dukungan terhadap pertanian milenial, IPB telah mengembangkan konsep Sawah 4.0 yang mencakup sistem produksi padi cerdas, deteksi penyakit tanaman, dan layanan otomatisasi pemupukan dan irigasi.
Tak hanya itu, Prof. Arif menjelaskan, melalui program One Village One CEO (OVOC) IPB mengirim mahasiswa tingkat akhir dan lulusan baru untuk menjadi pemimpin desa. Mereka membawa inovasi, teknologi, akses pasar, hingga membuka jalur ekspor produk lokal.
“Ada satu desa yang punya kelebihan kotoran kambing. Di tangan CEO muda IPB, dibuatlah media tanam dari fermentasi limbah itu, diberi merk Goat Tai, dan kini sudah diekspor ke 11 negara,” ujar Prof. Arif yang disambut tawa para peserta.
Di samping itu, lanjut dia, IPB University lewat Agribusiness and Technology Park (ATP) juga telah mendampingi petani di sekitar kampus, menyediakan benih, teknologi, hingga memasarkan hasil budidaya mereka ke 54 supermarket di Jabodetabek.
“Jika di supermarket melihat produk organik, itu semua dari IPB, dari petani-petani milenial, dari petani sekitar kampus. Jadi sebenarnya kita bisa memenuhi kebutuhan satu daerah, tidak perlu lagi berjubel pada impor impor yang ada,” ucapnya.
Dengan pendekatan Agro-Maritime 4.0, Rektor menegaskan, IPB University terus berkomitmen menjadi katalis perubahan, mendorong pertanian cerdas dan ekonomi desa berbasis inovasi.

