Rektor IPB Diskusikan Kerja Sama Pengembangan Sistem TI dengan Huawei, China

Setelah penandatanganan MoU kerja sama antara IPB University dan Huawei Technologies Co., Ltd., Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria bersama jajaran pimpinan dan delegasi IPB mengunjungi kantor pusat Huawei di Shenzhen, China pada 10 hingga 12 April 2025 untuk mendiskusikan kerja sama tersebut. Teknologi yang dimiliki Huawei dinilai sangat sesuai untuk mendukung pengembangan data dan sistem teknologi informasi (TI) di IPB University.

Dalam pemaparannya di kantor pusat Huawei Technologies Co., Ltd., Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyampaikan bahwa IPB memiliki Community Learning Center yang tersebar di 6.675 desa yang tersebar di 29 provinsi atau 8,81 persen total desa yang ada di Indonesia. Di sisi lain, nantinya Huawei akan mendukung program Smart Classroom yang dimiliki IPB lewat kerja sama tersebut.

Lebih lanjut, Arif menjelaskan, IPB University memiliki Agribusiness and Technology Park (ATP). Di mana ATP ini menghubungkan para petani dengan supermarket-supermarket atau swalayan modern dengan bantuan teknologi.

“Toko agro-maritim IPB membantu petani dari 56 desa sekitar kampus sehingga kini dapat memenuhin kebutuhan 57 swalayan di Jabodetabek,” ucapnya.

Selain itu, ia menyebutkan, IPB University memiliki Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) atau Community Farming School yang hadir pada 234 desa se-Indonesia. Dari SPR ini, ada 702 peternak yang telah memberikan dampak terhadap kemajuan peternakan rakyat.

“SPR terdapat di 234 desa pada 25 kabupaten dan 17 provinsi. Dari SPR ini sudah ada 702 peternak telah memberikan dampak terhadap kemajuan peternakan rakyat,” kata dia.

Arif mengatakan, IPB University memiliki IPB DigiTani yang dapat memberikan layanan kepada petani, baik secara daring maupun luring melalui platform penyuluhan digital. Tak hanya bagi para petani, IPB juga memberikan program non-gelar bagi perangkat desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk mendigitalkan desa pada 582 desa di daerah tersebut.

“Program lain yang kami miliki yaitu One Village One CEO (OVOC). Sebanyak 1.043 desa dan 15 provinsi di Indonesia telah membuka akses bagi peternak dan BUMDES terhadap pasar modern dan ekspor. OVOC melibatkan 329 dosen, alumni, mentor, dan mahasiswa IPB serta melibatkan 2.803 komunitas. Produk-produknya juga sudah diekspor ke 18 negara,” jelasnya.

Para dosen di IPB University, kata Arif, semakin gencar menebarkan manfaat desa lewat program Dosen Mengabdi – Dosen Pulang Kampung. Di samping itu, IPB memiliki Data Desa Presisi sehingga inovasi sosial yang dimiliki IPB telah diimplementasikan di 773 desa, 35 kabupaten/ kota dan 15 provinsi.

Diketahui, kunjungan pimpinan dan delegasi IPB University dilakukan tak hanya untuk memperkuat hubungan antar institusi, namun juga untuk mendukung hubungan diplomasi Indonesia-China. Ke depan, dari kerja sama ini akan ada perbaikan sistem keamanan data informasi IPB University, penambahan pemasangan perangkat access point internet, dan bentuk dukungan teknologi lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *