Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria berharap inovasi-inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi tersebut bisa bermanfaat dan memberi dampak kepada masyarakat.
Adapun inovasi di bidang pertanian yang baru diluncurkan IPB University pada Rabu (14/5/2025) ialah:
– Empat varietas unggul Padi Sawah Tipe Baru IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S oleh peneliti sekaligus dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Prof. Hajrial Aswidinnoor dan Dr. Willy Bayuardi Suwarno
– Automatic Weather Station (AWS) Community Stasiun Cuaca Otomatis oleh tim yang terdiri dari Dr Idung Risdiyanto dan Dr Akhmad Faqih dari Departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Prof Suryo Wiyono dari Fakultas Pertanian (Faperta).
– ANTRAC Robot Cerdas Berbasis AI Deteksi Penyakit Antraknosa pada cabai peneliti dan juga dosen IPB University dari Program Studi Teknologi Rekayasa Komputer, Sekolah Vokasi Dr Ridwan Siskandar dan tim.
“Semoga semua inovasi-inovasi yang ada di IPB ini benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai upaya kita, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita ada, dan memberikan dampak. Yang paling penting adalah impact dari kehadiran kita, manfaat yang dirasakan oleh petani, dan masyarakat yang ada di sekitar kampus ini,” ujar Arif dalam sambutannya, Rabu (14/5/2025).
Seperti inovasi varietas padi sebelumnya, Arif menjelaskan, varietas yang diperkenalkan kali ini juga merupakan varietas Padi Tipe Baru. Varietas Padi Tipe Baru merupakan varietas padi yang memiliki karakter malai yang lebih lebat dari umumnya malai varietas padi nasional yang ada.
Dari data pengujian pada 11 lokasi di berbagai kabupaten di Indonesia selama proses persiapan pelepasan varietas, ia menyebut, keempat varietas ini memiliki produktivitas yang unggul dengan potensi kurang lebih mencapai hampir 12 ton per hektare.
“Inovasi varietas IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S ini diharapkan menambah alternatif varietas padi yang dapat ditanam petani, serta merupakan sumbangsih IPB University di tengah upaya keras bangsa Indonesia saat ini dalam mengupayakan swasembada dan kedaulatan pangan nasional berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Arif mengatakan, dari 100 AWS yang dimiliki IPB University, 80 di antaranya telah diimplementasikan di lapangan.
Ia menjelaskan, data cuaca yang akurat dan bersifat lokal sangat dibutuhkan petani untuk mengambil keputusan penting dalam aktivitas pertanian, seperti menentukan jadwal tanam, pemupukan, pengendalian hama, hingga panen.
“Ini memiliki radius 20 kilometer dengan akurasi yang sangat-sangat tinggi. Jadi kalau acara-acara IPB sekarang saya menggunakan ini. Akurasinya hampir 90 persen,” ucapnya.
Sedangkan untuk ANTRAC, Arif menyampaikan, robot yang dikembangkan ini dilengkapi dengan teknologi computer vision yang memungkinkan pemindaian visual terhadap tanaman cabai.
IPB University, kata dia, telah mengembangkan robot untuk melon, bawah laut, bawah air, serta drone bawah air yang sangat membantu secara cerdas mendeteksi pertumbuhan ikan dan sebagainya.
“Tapi untuk cabai, karena cabai ini sekarang produk yang rentan inflasi, maka ini penting untuk bisa ditingkatkan kualitas produksinya,” ucapnya.

