Padi Varietas IPB 9G Jadi Andalan Kerja Sama IPB University dan Pemkab Banyuwangi

IPB University menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat setempat. Salah satu kerja sama yang dijalin  ialah pengembangan padi varietas IPB 9G, yang diharapkan bisa mendukung produktivitas swasembada pangan. 

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas pada Senin (18/8/2025).

Adapun ruang lingkup dalam kesepakatan bersama ini meliputi pendidikan, pengembangan SDM, penelitian, pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengabdian madyarakat hinhga penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai rektor, Prof. Arif mengapresiasi kerja sama ini, dengan tujuan mencapai ketahanan pangan yang saat ini menjadi prioritas pemerintah

“Ya, untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih maksimal memang kolaborasi sudah menjadi keniscayaan yang harus kita wujudkan,” ujarnya.

Ia menyebutkan, saat ini banyak inovasi IPB yang dikembangkan di wilayah Jawa Timur. Karena memang kondisi agro klima Jawa Timur kondusif untuk sebagian varitas-varitas unggul IPB, seperti IPB 3S dan IPB 9G.

“Nah 9G ini kan produk yang amfibi, bisa di lahan kering, bisa di lahan basah, dengan produktivitas bisa mencapai 12 ton. Dan kemudian memiliki keunggulan lain yang saya kira sangat penting seperti terkait dengan kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim,” jelasnya.

Selain dua varietas padi tersebut, Prof. Arif mengatakan, IPB University tetap berupaya untuk mengenalkan juga varietas padi lain yang dimiliki IPB. Supaya varietas-varietas yang dikenal oleh masyarakat, dan dijadikan pilihan bagi para petani untuk ditanam.

“Namun tantangannya adalah bagaimana memproduksi benih supaya lebih masif lagi, sehingga kalau Banyuwangi bisa menjadi pusat benih dari berbagai varitas IPB, juga menurut saya ini satu pilihan yang tepat,” ucapnya.

Di samping itu, lanjut dia, IPB juga berharap suatu saat menjalin kolaborasi yang lebih permanen. Sebagai contoh, menbangun satelit riset IPB di wilayah Banyuwangi dengan kolaborasi pemerintah daerah, yang kemudian bisa menjadi pusat untuk menyelesaikan berbagai persoalan pertanian yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

“Moga-moga ini mimpi yang saat ini mungkin masih di level wacana, tapi saya yakin kalau kita siapkan langkah-langkah yang terstruktur, kita desain dengan baik, insya Allah kita akan bisa wujudkan,” ujar Prof. Arif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *