Orasi Ilmiah Empat Guru Besar IPB University Angkat Isu Pangan, Lingkungan, dan Teknologi

Empat Guru Besar IPB University menyampaikan orasi ilmiah pada Sabtu (28/6/2025) di Kampus IPB Dramaga, Bogor. Mereka adalah Prof. Dr. Safika dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB), Prof. Dr. Satyanto Krido Saptomo dari Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Prof. Dr. Jono Mintarto Munandar dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), serta Prof. Dr. Yeni Herdiyeni dari Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika (SSMI).

Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menyampaikan apresiasi atas kontribusi keilmuan para guru besar tersebut. Penetapan guru besar dan penyampaian orasi ilmiah ini merupakan bagian dari komitmen IPB University dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan lintas bidang yang berorientasi pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi atas capaian akademik para guru besar. Semoga orasi ini menjadi inspirasi bagi sivitas akademika IPB University untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan serta pembangunan nasional,” ujarnya.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Safika membahas “Peran Mikrobioma Saluran Pencernaan Orang Utan Sumatra dalam Menjaga Kesehatan dan Konservasi sebagai Satwa Endemik Indonesia.” 

Prof. Safika menekankan pentingnya pendekatan biologis sistemik berbasis data dalam konservasi orangutan Sumatra. Mikrobioma, menurutnya, bukan sekadar indikator kesehatan, tetapi juga menjadi kunci dalam keberhasilan pelepasliaran dan keberlanjutan populasi satwa endemik tersebut.

“Strategi konservasi ke depan sebaiknya berbasis pada pendekatan biologis sistemik yang berbasis data, dengan mikrobioma sebagai kunci dalam mendukung keberhasilan jangka panjang pelepasliaran orang utan Sumatra,” jelasnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Satyanto Krido Saptomo mengangkat topik “Pengembangan Teknologi Irigasi dan Drainase Bawah Permukaan untuk Pertanian Berkelanjutan.” 

Ia menyoroti pentingnya inovasi sistem tata air untuk mewujudkan pertanian yang efisien dan adaptif terhadap perubahan iklim. Menurutnya, pengembangan sistem irigasi dan drainase bawah permukaan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air, produktivitas tanaman, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan keteknikan, agronomi, dan ekologi, teknologi ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan pertanian yang tangguh, adaptif, dan hemat air di masa depan,” ujarnya.

Sedangkan Prof. Dr. Jono Mintarto Munandar menyampaikan orasinya yang berjudul “Peran Pemasaran Jasa (Engagement Marketing) dalam Hilirisasi Bisnis dan UMKM yang Berkelanjutan: Klimaks Continuum Commodity – Relationship”

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Jono menekankan bahwa pemasaran memainkan peran strategis dalam proses hilirisasi bisnis dan penguatan UMKM secara berkelanjutan. Ia menawarkan pendekatan engagement marketing sebagai perluasan dari konsep pemasaran tradisional menuju 10P, yang menekankan pentingnya pengalaman, partisipasi, kemitraan, dan keberlanjutan berbasis etika serta kearifan lokal.

“Pemasaran produk jangan berhenti sampai 7P, tapi 10P juga. Harus dibangun dan ditambahkan experience (event–prestige touchpoint), dan relationship (participation–partnership dan preservation),” ujar Prof. Jono.

Adapun Prof. Dr. Yeni Herdiyeni menyampaikan orasi bertajuk “Pendekatan Teknologi AI Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Agro-Maritim.”

Prof. Yeni menyoroti peran strategis Sustainable Artificial Intelligence (Sustainable AI) dalam menjawab tantangan ketahanan pangan, perubahan iklim, serta transformasi digital sektor agro-maritim di Indonesia. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem AI yang tidak hanya berorientasi pada kemajuan teknologi, tetapi juga menjunjung nilai keberlanjutan, etika, dan inklusivitas, melalui strategi nasional yang mencakup literasi, tata kelola, hingga riset berbasis keadilan sosial dan lingkungan.

“Teknologi kecerdasan buatan bukan hanya alat untuk kemajuan, tetapi juga instrumen keberlanjutan. Sustainable AI merupakan strategi jangka panjang untuk membangun masa depan yang tangguh, berkeadilan, dan berkelanjutan bagi Indonesia,” ujar Prof. Yeni.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *