Kongres PAPPI Tekankan Transformasi Penyuluhan dalam Perspektif Sistemik

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyampaikan sambutan pada Kongres ke-4 Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) secara daring pada Kamis (11/9/2025). Kongres tahunan yang digelar di Bali ini mengusung tema “Quo Vadis Penyuluhan dan Pemberdayaan dalam Perspektif Sistemik”.

Dalam sambutannya, Prof. Arif menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pengurus, panitia, mitra pendukung, dan seluruh peserta seminar yang mencerminkan komitmen bersama membangun sistem penyuluhan dan pemberdayaan yang inklusif, berkelanjutan, serta berakar pada nilai kebangsaan dan keilmuan.

Rektor IPB menegaskan bahwa di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, transformasi digital, ketimpangan sosial, dan dinamika geopolitik, penyuluhan tidak lagi cukup dilihat sebagai sarana penyebaran informasi.

“Penyuluhan harus dipahami sebagai bagian integral dari pembelajaran sosial, advokasi kebijakan, serta jembatan antara pengetahuan ilmiah dan praktik lapang,” ujarnya.

Menurutnya, peran penyuluh kini semakin strategis. Di mana bukan hanya fasilitator pertanian, tetapi juga penggerak komunitas, pendamping transformasi sosial, dan agen perubahan ekologis maupun digital. 

“Karena itu, penyuluh masa kini perlu memiliki kapasitas multidimensi—mulai dari komunikasi, literasi data, pemahaman lokal, hingga kolaborasi multipihak,” kata Prof. Arif.

Ia mengatakan, tema “perspektif sistemik” sangat relevan karena pembangunan tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus terkoneksi dengan sistem inovasi pertanian, pangan, pelatihan vokasi, hingga teknologi kecerdasan buatan dan blockchain.

“Dengan pendekatan sistemik, kita mendorong lahirnya inovasi kelembagaan, model pendampingan adaptif, serta generasi penyuluh muda yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan pentingnya penyuluhan yang regeneratif, yakni mampu memperkuat ketangguhan sosial-ekologis masyarakat sejalan dengan SDGs dan visi Indonesia 2045. IPB sendiri terus mendukung penguatan profesi penyuluh melalui kurikulum, riset, dan pengembangan platform digital berbasis data.

Prof. Arif juga mengajak komunitas PAPPI memperkuat solidaritas dan peran strategis dalam ruang publik serta kebijakan. Di akhir sambutannya, Prof. Arif menyampaikan optimisme bahwa tantangan zaman justru membuka ruang inovasi dan kolaborasi. 

“Mari kita jadikan Kongres PAPPI ini sebagai momen bersejarah yang menghasilkan pemikiran strategis, jejaring aksi nyata, serta arah baru bagi sistem penyuluhan dan pemberdayaan di Indonesia,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *