IPB University Luncurkan Empat Inovasi untuk Masa Depan Indonesia

IPB University kembali menunjukkan komitmennya dalam menjawab tantangan bangsa melalui inovasi di berbagai sektor. Dalam kegiatan peluncuran yang digelar hari ini, IPB secara resmi memperkenalkan empat inovasi unggulan yang dinilai menjadi harapan besar bagi masa depan Indonesia, mulai dari ketahanan pangan, kesehatan lingkungan, hingga produktivitas peternakan.

Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menyampaika keempat inovasi ini merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi terhadap pembangunan nasional.

“Kita berada dalam sebuah ruangan yang penuh dengan harapan, karena masa depan bangsa ini sangat bergantung pada sejauh mana inovasi dihasilkan. Kemajuan suatu negara sangat berkorelasi positif dengan indeks inovasi global,” ujarnya, Selasa (22/7/2025).

Keempat inovasi yang diluncurkan antara lain; pertama Varietas Padi IPB 11S dari Inovator: Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko. Varietas padi unggul ini hadir sebagai solusi terhadap tantangan ketahanan pangan nasional. 

Prof. Arif menjelaskan, IPB 11S memiliki potensi produktivitas tinggi hingga 11 ton per hektare, tahan terhadap penyakit, serta memiliki keunggulan utama yaitu ketahanan terhadap salinitas. Ketahanan ini menjadi sangat relevan di tengah meningkatnya kadar garam pada lahan-lahan pertanian, khususnya di wilayah pantai utara Jawa.

“Inovasi ini merupakan adaptasi terhadap perubahan iklim. Ketika salinitas lahan meningkat, varietas ini menjadi jawaban dari IPB,” ujarnya.

Kedua, yakni Kentang Katineung: Varietas Kentang Unggul Tipe Industri oleh Inovator: Prof. Dr. Ir. Agus Purwito.  Inovasi kedua datang dari bidang hortikultura, berupa varietas kentang unggul untuk industri olahan. 

“Ini adalah kentang yang juga sama memiliki multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan. Produktivitasnya tinggi dan juga tahan terhadap penyakit,” kata Prof. Arif.

Inovasi ketiga ialah AQIMoS: Air Quality Monitoring System oleh Inovator Prof. Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono. Dalam bidang teknologi lingkungan, IPB memperkenalkan AQIMoS, alat pemantau kualitas udara yang dikembangkan sepenuhnya oleh anak bangsa. 

Prof. Arif menyampaikan, alat ini bekerja secara real time, menggunakan tenaga surya, dan memiliki kapabilitas lebih baik dibandingkan alat impor.

“Jadi ini menjadi solusi bagi seluruh pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat untuk bisa memantau bagaimana kondisi kualitas udara. Karena itulah penting untuk kehidupan kita ke depan,” ujarnya.

Terakhir ialah D-Ruminansia IPB: Smart Microclimate Control System dari Inovator: Dr. Iyep Komala. Inovasi ini diciptakan untuk menjawab tantangan produktivitas susu nasional, D-Ruminansia IPB hadir sebagai sistem pemantau mikroklimat yang dapat mendeteksi dan mengendalikan heat stress pada sapi perah. 

Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu dapat menurunkan produksi susu secara signifikan. Dengan sistem ini, peternak dapat menjaga kenyamanan sapi dan mengoptimalkan produksi susu secara berkelanjutan.

“Dengan alat ini, produksi susu seolah tak terbatas. Ini adalah bentuk solusi nyata dari IPB University,” ujar Prof, Arif.

Ia pun menekankan pentingnya inovasi sebagai indikator kemajuan bangsa. Menurutnya, inovasi juga merupakan jawaban mikro dari IPB, untuk menjawab tantangan makro di tengah masyarakat.

“IPB tidak akan pernah meratapi keadaan, tapi kita harus hadir dengan solusi. Karena apapun yang kita butuhkan di pergerakan internasional adalah meningkatkan daya saing produk kita, yang ditingkatkan dengan inovasi,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *