IPB University Jadi Kampus Pertama Terapkan Manajemen Talenta Berbasis AI

IPB University resmi menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang menerapkan Talent Management berbasis Artificial Intelligence (AI). Langkah strategis ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara IPB University dan ESQ yang dipimpin oleh Ary Ginanjar, Selasa (16/9/2025).

Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, menyampaikan bahwa penerapan Talent Management ini menjadi terobosan penting di era Society 5.0. Di momentum Dies Natalis ke-62, IPB University menegaskan komitmennya untuk terus berinovasi dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Karena ini selaras dengan tuntutan 5.0, di mana salah satu skill yang sangat diperlukan adalah Talent Management. IPB didukung oleh Pak Ary Ginanjar yang sudah menyiapkan tools dalam kerangka Talent Management, sehingga kita bisa mengarahkan karier mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan berbasis pada talenta yang sudah kita identifikasi,” ujar Prof. Arif.

Ia menjelaskan, perbedaan mendasar antara Talent Mapping konvensional dengan yang diterapkan saat ini adalah penggunaan AI. Teknologi ini memungkinkan proses pemetaan dilakukan lebih cepat, dengan akurasi tinggi, dan berbasis data.

Menurut Prof. Arif, apabila IPB dan perguruan tinggi lain memiliki talent pool yang baik, maka perguruan tinggi bisa mencetak Indonesia Emas 2045 dengan lebih maksimal. Sebab, hasil dari Talent Management berbasis pada data, bukan hanya intuisi atau feeling semata.

“Model ini bisa membantu program pengembangan kemahasiswaan, mengatasi masalah mental health, nilai mahasiswa, hingga organisasi kemahasiswaan. Saya berharap Talent Management ini bisa menjadi model yang direplikasi ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ujarnya.

Kerja sama ini berangkat dari permasalahan besar yang dihadapi dunia pendidikan dan dunia kerja di Indonesia, yakni salah jurusan dan salah penempatan kerja. 

Berdasarkan data yang diterima ESQ, 87 persen mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan, sementara 74 persen pekerja berada di posisi yang tidak sesuai dengan talentanya. Kondisi ini berdampak serius, mulai dari hilangnya motivasi belajar, menurunnya produktivitas, hingga tingginya stres dan risiko drop out.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *