IPB University dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu, Lampung, menjalin kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Kerjasama ini diharapkan dapat mengembangkan inovasi pertanian dan mentransformasi potensi lokal di wilayah tersebut, termasuk sumber daya masyarakatnya.
Rektor IPB University Prof. Arif Satria menyambut baik kerjasama antara dunia akademik dan pemerintah daerah ini. Usai penandatanganan Nota Kesepahaman di IPB International Convention Center pada Selasa (4/11/2025), Prof. Arif mengenalkan fasilitas yang dimiliki oleh IPB University mulai dari Science Techno Park (STP), Agribusiness and Technology Park (ATP), Halal Incubator, Teaching Industry, pabrik-pabrik milik iPB, hingga aplikasi.
“Dengan hadirnya ATP, kita mendampingi sekitar 700 petani lingkar kampus. Sehingga IPB siap mendampingi petani Pringsewu. Kalau ada petani tangguh mau belajar ke IPB 2-3 bulan, bisa mendapat sertifikasi dari IPB, jadi produknya bisa masuk pasar modern,” jelasnya.
Selain fasilitas, Prof. Arif melanjutkan, IPB University memiliki program unggulan yakni One Village One CEO (OVOC) yang hadir sejak 2018, dan mampu mencakup sekitar 9,8 persen desa se-Indonesia. Selama tujuh tahun, program OVOC mampu membangun ekosistem di desa, mengembangkan inovasi baru serta yang sudah ada di IPB, bahkan sejumlah mahasiswa dan alumni telah menjadi eksportir.
“Lewat OVOC, kami mendampingi desa bagi yang mau ekspor. Kita bisa membuka OVOC di Pringsewu, nanti dananya pakai swasta. Kami jarang bahkan tidak menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Kami memanfaatkan swasta seperti dari CSR, bisa diberdayakan untuk itu,” kata Prof. Arif.
Di samping itu, Prof. Arif menyebut, salah satu inovasi IPB bernama Automatic Weather Station (AWS) telah diterapkan di 100 wilayah se-Indonesia. Alat yang dapat memprediksi cuaca lebih akurat ini, dapat sekaligus meningkatkan literasi petani, nelayan, hingga masyarakat luas.
“Jadi peran kita banyak di masyarakat yang bisa disinergikan dengan Pringsewu. Kalau ada siswa-siswi unggul, ketua OSIS, di Pringsewu kami bisa memberikan kuota khusus untuk kuliah di IPB. Semoga semakin berkah dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas mengapresiasi kerjasama ini. Ia menjelaskan, Pemkab Pringsewu memiliki program yang umumnya ialah hilirisasi produk pertanian, perikanan, dan peternakan, karena daerah tersebut tidak mempunyai banyak sumber daya alam seperti tambang dan mineral.
Dengan potensi tersebut, kata Riyanto, Pemkab Pringsewu ingin mengembangkan produk tepung mokaf sebagai upaya menyelesaikan masalah anjloknya harga singkong. Tak hanya itu, Pemkab Pringsewu juga membutuhkan pendampingan untuk hilirisasi susu kambing. Serta peningkatan potensi produk kolang-kaling dan turunannya.
“Masalah-masalah kami mungkin akan melahirkan inovasi dan riset terapan yang mampu mentransformasi potensi lokal yang ada. Dengan pendampingan dan pembinaan IPB, terwujudlah teknologi tepat guna dan tepat sasaran, menghemat waktu, tenaga, biaya, sehingga produktivitas dan efisiensi sektor pertanian, perikanan, dan peternakan meningkat,” jelasnya.
Sementara itu, Riyanto mengatakan, Kabupaten Pringsewu juga belum memiliki ikon daerah. Sehingga apabila potensi yang ada di wilayah tersebut dapat dikembangkan oleh IPB, Kabupaten Pringsewu juga bisa bertumbuh seperti daerah lain di Indonesia, khususnya pulau Jawa.
“Kami ingin ada pertumbuhan, dan ini bisa terjadi kalau kita inovasi nanti. Bagaimana menambahkan potensi yang seadanya ini bisa kita maksimalkan. Sekali lagi, terima kasih dan ucapan untuk Pak Prof. Arif beserta tim,” ucapnya.

