Anggota Amirul Hajj mengunjungi pabrik makanan haji siap saji bernama Manaf di sekitar Kota Makkah, yang merupakan mitra Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Melihat inovasi yang dilakukan, Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria yang ikut dalam kunjungan tersebut pun mendorong BPKH agar menggandeng perguruan tinggi untuk mengembangkan produk tersebut.
Prof. Arif mengatakan, Manaf akan memproduksi sekitar 1,2 juta boks makanan yang akan dikonsumsi jamaah haji asal Indonesia pada tanggal 7,8, dan 13 Dzulhijjah 1446 Hijriah.
Hal ini dilakukan lantaran pada tanggal tersebut mobilitas transportasi di mekkah sekitarnya terbatas akibat persiapan pergerakan jamaah haji menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina. Oleh karenanya, kata Prof. Arif, diperlukan makanan siap saji untuk sementara menggantikan menu makanan dari katering.

Selain melihat fasilitas pembuatan makanan siap saji, rombongan Amirul Hajj yang terdiri atas Prof. Arif, Muhadjir Effendy dan Arifatul Choiri Fauzi juga mencicipi makanan yang diproduksi Manaf. Antara lain nasi uduk, ayam opor, ayam semur dan lainnya yang disiapkan sesuai dengan cita rasa khas Indonesia.
Prof. Arif Satria menyambut baik inisiatif penyediaan makanan cepat saji ini. Bahkan ia melihat peluang besar untuk kerja sama lebih lanjut antara penyedia makanan dengan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
“Banyak inovasi pangan dari kampus-kampus di Indonesia yang potensial untuk dihilirisasi. BPKH dapat menjadi jembatan dalam menggandeng perguruan tinggi untuk bersama mengembangkan teknologi dan inovasi makanan yang sesuai untuk kebutuhan jamaah,” ujar Prof. Arif yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Menurutnya, kolaborasi ini akan berdampak positif tidak hanya bagi kualitas layanan haji, tetapi juga mendorong kemandirian dan pengembangan industri pangan nasional di level global.
Kunjungan ini menjadi bagian dari rangkaian pengawasan dan evaluasi layanan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M yang dilakukan Amirul Hajj sebagai wakil pemerintah untuk memastikan kualitas dan kesiapan seluruh aspek teknis dan logistik selama puncak haji berlangsung.


