Agromaritim 5.0, IPB Fokus Riset di Bidang Omics, AI, dan Sustainability

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria membuka rangkaian Dies Natalis ke-62 IPB University bertema “Agromaritim 5.0 Berdampak, Inspirasi Indonesia”. Dalam pidatonya, Prof. Arif menyampaikan ke depan riset IPB akan fokus pada tiga hal yaitu bidang omics (omiks), Artificial Intelligent (AI), dan sustainability (keberlanjutan).

Prof. Arif menjelaskan, konsep Agromaritim 4.0 yang sebelumnya dicanangkan IPB pada 2018 berubah menjadi Agromaritim 5.0, karena tren perubahan yang ada menekankan bagaimana peran manusia dalam teknologi.

“Kemudian peran AI, juga peran lingkungan atau peran sustainability. Jadi IPB riset kedepan akan fokus pada tiga hal. Riset bidang AI, riset badan omics, riset bidang sustainability, dan riset bidang sosial. Karena itulah menjawab tantangan ke depan,” ujar Prof. Arif kepada awak media usai pembukaan Dies Natalis, Senin (1/9/2025).

Lebih lanjut, Prof. Arif mengelaborasi konsep Agromaritim 5.0, jika disesuaikan dengan kondisi lingkungan strategis global, akan mengerucut pada prioritas nasional yang berkaitan dengan pangan, energi, air, dan kesehatan.

“Dan itulah salah satu core (inti) dari keilmuan kita, dan keilmuan-keilmuan yang relevan di era 5.0 ada tiga bidang. Yang pertama adalah omics, kemudian AI, kemudian yang ketiga adalah sustainability,” ucapnya.

Dengan semangat technosocial entrepreneurship, Prof. Arif mengatakan, IPB University dapat menghasilkan inovasi-inovasi berbasis pada tiga keilmuan tersebut. Sehingga inovasi yang dihasilkan, menggambarkan evolusi bagaimana era agromaritim berubah dari 1.0, 2.0, 3.0, 4.0, hingga 5.0. 

“Apa yang membedakan ketika 5.0 kita bicara tidak lagi AI saja, tapi kita bicara tentang generatif AI, bicara tentang physical AI, bicara tentang digital twin, bicara tentang omics science, dan bicara tentang sustainability, termasuk di dalamnya adalah konservasi. Oleh karena itu, arah riset IPB ke depan akan kita kembangkan pada tumpuan ilmu-ilmu kekinian ini,” jelasnya.

Dalam pidatonya, Prof. Arif juga menyampaikan hasil inovasi-inovasi pada tiga bidang keilmuan tersebut. Publikasi bidang omics di IPB University terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Puncaknya terjadi pada tahun 2024 dengan jumlah publikasi mencapai 82 artikel, sedangkan pada 2025 jumlah publikasi mencapai 54 artikel hingga bulan Agustus dan dipastikan akan terus bertambah.

Adapun inovasi di bidang omics di antaranya; varietas cabai manis dan super pedas, kentang unggul katineung, okra ungu, okra anti diabetes, potensi genetik plasma nutfah pinang, seleksi genomik pada sapi bali, domba unggul GangSu-GangDo, ayam IPB D1, dan masih banyak lagi.

Sedangkan di bidang AI, IPB University menunjukkan tren peningkatan publikasi dari tahun ke tahun. Beberapa inovasi di antaranya adalah; smart farming untuk produksi sayuran, ANTRAC atau robot pendeteksi antraknosa pada cabai rawit, Smart Greenhouse, Plant Factory, sistem pemantauan logistik cerdas untuk buah mangga, sistem deteksi dini kematian ayam broiler menggunakan IoT dan AI, dan lainnya. 

Sementara itu, di bidang sustainability total publikasi IPB pada setiap SDGs menunjukkan peningkatan di tiap tahunnya. Pada 2024, tercatat ada 1.276 publikasi dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 976 publikasi, dan pada 2025 terdapat 743 publikasi hingga bulan Agustus. Inovasi yang dikembangkan antara lain; future foods berupa serangga, thraustochytrids, dan alga, inovasi probiotik Super Denox untuk udang, lalat tentara hitam, art & bio-bank untuk satwa liar, dan sebagainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *