Prof. Arif Dorong Dosen Vokasi IPB Jadi Sumber Inspirasi bagi Mahasiswa

Sebanyak 185 dosen Sekolah Vokasi (SV) IPB University mengikuti kegiatan “Penguatan Kompetensi Dosen dalam Mendorong Pembelajaran Vokasional yang Relevan dan Kontekstual”, yang digelar sebagai bagian dari komitmen IPB meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. 

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria memberi arahan kepada para dosen terkait pentingnya kehadiran dosen yang mampu menginspirasi mahasiswa, bukan sekadar menyampaikan materi ajar.

“Dosen yang baik bisa menjelaskan. Tapi dosen yang hebat itu bisa menginspirasi,” ujarnya, Rabu (9/7/2025) di IPB International Convention Center, Kota Bogor.

Menurutnya, dosen yang menginspirasi ialah mereka yang mampu menggugah mahasiswa untuk berpikir dan bertindak. Sehingga pikiran para mahasiswa bisa tercerahkan dan terbuka, serta hidup lebih semangat. 

Oleh karena itu, Prof. Arif menilai, penting bagi dosen untuk memahami karakteristik mahasiswa agar dapat membimbing mereka secara kontekstual dan relevan. Hal ini sejalan dengan semangat Student First yang menjadi ruh dari kegiatan penguatan kompetensi ini.

“Kita harus paham, sisi mana dari mahasiswa yang harus kita kembangkan. Itulah yang membedakan kita dengan yang lain. Karena kita adalah dosen-dosen yang punya semangat, punya inspirasi, bukan sekadar mengejar gaji, tapi mengejar prestasi,” ujar Prof. Arif.

Ia juga menyoroti pentingnya pondasi pribadi yang kuat dalam membentuk sosok dosen inspiratif. Mengutip enam faktor kesuksesan yang disebutkan dalam acara tersebut, antara kejujuran, kedisiplinan, kemampuan bersosialisasi atau gaul, dukungan pasangan hidup, kerja keras, dan passion sebagai kunci keberhasilan.

“Kalau kita kerja keras tapi masih sama dengan orang lain, itu belum cukup. Harus kerja lebih keras daripada orang lain. Dan itu hanya bisa dilakukan jika kita bekerja dengan hati, dengan semangat yang tulus,” jelasnya.

Lebih jauh, Prof. Arif mengatakan, passion terhadap profesi merupakan pondasi utama dalam membentuk kompetensi. Ia menekankan bahwa cinta terhadap profesi dan kerja keras adalah pondasi untuk terus berkembang, lebih penting bahkan dari sekadar pencapaian kompetensi.

 “Kalau Anda hobinya ngajar, pekerjaan dan hobi itu sama, itu membuat Anda bahagia. Dan itu akan memicu semangat untuk terus belajar dan mengasah diri,” tuturnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *