Tiga Pilar Pangan untuk Masa Depan: Pesan Rektor IPB di Haqfest 2025

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menekankan pentingnya memperkuat ketahanan pangan (food security), kualitas pangan (food quality), dan keamanan pangan (food safety) sebagai pondasi menuju Generasi Emas 2045. Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Haqfest 2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan Alumni Bisnis Cendekia Himpunan Alumni IPB (ABC HA-IPB), Rabu (18/6/2025). 

Dengan mengusung tema “Mewujudkan Pangan yang Aman, Inovatif dan Berdaya Saing, Menuju Generasi Emas 2045”, Haqfest diharapkan dapat mendukung pengembangan tingkat awareness bagi pelaku usaha, profesional, maupun masyarakat umum yang memiliki kegiatan di bidang produksi makanan dan minuman. 

Prof. Arif dalam kegiatan tersebut menyampaikan, ketiga aspek food security, quality, dan safety, harus terus ditingkatkan agar generasi mendatang tidak hanya memiliki akses pangan yang cukup, tetapi juga aman dan bernilai gizi.

“Saya kira food security, food quality, food safety; tiga hal ini sangat penting untuk terus ditingkatkan demi menjamin masa depan generasi kita,” ujar Prof. Arif.

Ia juga membagikan pengalamannya sebagai Amirul Hajj 1446 Hijriah, di mana ia bertugas mendampingi jamaah haji Indonesia di Tanah Suci. Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah kualitas makanan siap saji dan sistem distribusi katering bagi jamaah.

“Saya melihat langsung bagaimana makanan disiapkan untuk jamaah. Ini membuka mata bahwa kehadiran jamaah Indonesia di Arab Saudi sebenarnya bisa menjadi peluang besar, termasuk untuk komoditas pangan,” ujarnya.

Menurut Prof. Arif, Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk menjawab kebutuhan pasar internasional, termasuk pasar jemaah haji dan umrah. Salah satu contohnya adalah dari sisi ekspor bumbu masakan khas Indonesia ke Arab Saudi yang terus meningkat.

Dilansir dari ekonomi.bisnis.com, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui anak perusahaan Arab Saudi, yakni BPKH Limited mengirimkan sebanyak 475 ton bumbu khas Indonesia ke Arab Saudi, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas makanan jemaah haji Indonesia.

“Tahun ini, ekspor bumbu Indonesia mencapai sekitar 475 ton. Artinya, kalau Bapak Ibu sedang berhaji atau umrah, masih bisa mencicipi rendang, gudeg, atau masakan khas lainnya karena seasoning (bumbu)-nya berasal dari Indonesia,” jelasnya.

Oleh karena itu, Prof. Arif mengajak para alumni dan generasi muda IPB untuk aktif berinovasi di sektor pangan, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga teknologi pengolahan agar industri bumbu yang menjadi bagian dari diplomasi pangan bisa terus didorong. Ia berharap kegiatan seperti Haqfest dapat memperkuat sinergi antara kampus, alumni, dan masyarakat dalam mewujudkan sistem pangan nasional yang tangguh dan berdaya saing global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *