Sebagai salah satu anggota Amirul Hajj, Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria mengunjungi tempat penginapan jamaah haji di Makkah untuk memastikan kesiapan jamaah jelang puncak ibadah haji atau Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina) yang akan digelar Kamis (5/6/2025). Kunjungan yang dilakukan pada Minggu (1/6/2025) dilaksanakan dengan menyerap aspirasi sekaligus mencari solusi.
Prof. Arif mengatakan, dari peninjauan yang dilakukan di Hotel Emaar Al Diyafa, Makkah, Sektor 2, Tim Amirul Hajj mendapat banyak masukan yang segera diidentifikasi dan ditindaklanjuti menjelang pergerakan besar ke Arafah.
“Kami mendapatkan sejumlah masukan yang sangat berharga untuk segera ditindaklanjuti sebelum keberangkatan ke Arafah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, beberapa kendala yang dialami sejumlah jamaah antara lain perbedaan fasilitas hotel antar sektor, distribusi makanan, kendala komunikasi antara jamaah dan petugas, dan persoalan teknis hingga kenyamanan lainnya. Menurut Prof. Arif, kendala-kendala yang terjadi sangat penting untuk diselesaikan segera agar tidak mengganggu kelancaran pergerakan jamaah haji.

“Pesan dari jamaah jelas mohon agar permasalahan benar-benar diperhatikan. Kami berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap aduan agar pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih baik dan berkualitas,” ucapnya.
Oleh karena itu, berbagai temuan di lapangan akan dibahas Amirul Hajj dalam rapat koordinasi khusus guna membahasnya secara komprehensif. Prof. Arif menekankan pentingnya memperoleh data yang akurat dari para pimpinan sektor agar langkah penanganan dapat dilakukan secara tepat dan efektif.
Keputusan yang dihasilkan dari rapat tersebut, kata Prof. Arif, akan menjadi pedoman teknis bagi seluruh tim, serta menjadi acuan jika diperlukan negosiasi lebih lanjut dengan mitra pelaksana haji, seperti Badan Pengelola Haji (BPH) dan pihak syarikah di Arab Saudi.
Prof. Arif menegaskan, kenyamanan dan kekhusyukan ibadah jamaah adalah prioritas utama. Ia pun memastikan Amirul Hajj bekerja keras untuk meminimalkan bahkan menghilangkan hambatan teknis dan logistik.
“Kami ingin semua jemaah bisa menjalani ibadah haji dengan tenang, tanpa terganggu urusan teknis yang seharusnya bisa dicegah,” kata dia.
Armuzna sendiri menjadi momen penting yang menguji kesiapan penyelenggaraan haji. Rangkaian pergerakan dari Mekah ke Arafah, kemudian ke Muzdalifah, Mina, hingga kembali ke Mekah, akan melibatkan lebih dari 200 ribu jemaah asal Indonesia.
“Fokus kami saat ini adalah memastikan pergerakan inti Armuzna berjalan baik: Mekah – Arafah – Muzdalifah – Mina – Mekah,” ujar Prof. Arif.

