IPB University menjalin kerja sama strategis dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan ini dilakukan oleh Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria dan Direktur Utama PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Rabu (21/5/2025).
Prof. Arif menyampaikan, kolaborasi ini menjadi bagian dari sejarah panjang sinergi antara IPB dan PTPN, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia di sektor pertanian dan perkebunan.
“IPB dan PTPN memiliki sejarah panjang dalam kerja sama. Salah satu aspeknya adalah kontribusi SDM. Banyak tenaga-tenaga terbaik dari PTPN yang berasal dari IPB. Ke depan, kita harapkan rekrutmen berikutnya juga bisa banyak menyerap lulusan dari berbagai fakultas IPB,” ujar Prof. Arif.
Oleh karenanya, ia berharap ke depannya PTPN mampu memberdayakan alumni IPB untuk memperkuat holding PTPN dalam berbagai bidang strategis.
“Alumni IPB yang bergerak di bidang perkebunan, pangan, peternakan, IT, manajemen, hingga keteknikan, ini semua adalah aset nasional yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk memperkuat PTPN Holding,” ucapnya.
Prof. Arif juga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan fasilitas yang dikelola PTPN, termasuk pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) yang kini telah beroperasi di Jonggol.
“Unit di Jonggol sekarang berada di bawah satu direktur khusus, dengan proyeksi sebagai Jonggol Innovation Valley. Sudah dibangun pabrik pengolahan CPO, pabrik pakan ternak, dan telah dibuka lahan untuk tanaman buah-buahan dan sawit,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Arif juga menyambut hangat kedatangan kembali Mohammad Abdul Ghani ke kampus IPB. Di mana Dirut PTPN III itu juga merupakan salah satu alumni IPB University.
“Pak Ghani adalah salah satu alumni IPB yang sangat sukses, mampu mentransformasi dan mengelola aset nasional yang luar biasa besar,” tuturnya.
Direktur Utama PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyatakan hubungan antara perguruan tinggi dan pelaku industri adalah sebuah kebutuhan strategis, khususnya untuk menjawab tantangan lapangan melalui inovasi.
“Hubungan perguruan tinggi dengan entitas spesies adalah merupakan suatu kebutuhan. Karena dari penelitian-penelitian perguruan tinggi bisa diimplementasikan untuk praktik perkebunan yang lebih baik,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam bentuk konsultansi dan pemecahan masalah nyata yang dihadapi PTPN. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa PTPN siap membuka seluruh infrastrukturnya bagi kepentingan akademik.
“Kami menyiapkan seluruh infrastruktur PTPN, baik on-farm, off-farm maupun industri hilir. Semua itu bisa dikolaborasikan untuk kepentingan penelitian maupun praktik mahasiswa,” imbuh Ghani.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkuat sinergi antara dunia akademik dan industri, tetapi juga membuka peluang yang lebih besar bagi mahasiswa dan alumni IPB University untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor perkebunan nasional.

