Museum & Gallery of IPB Future yang terletak di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, pada 2025 memasuki tahun ke-2. Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyampaikan, museum ini merupakan bentuk dari imajinasi yang berhasil diwujudkan menjadi visualisasi, dan menceritakan IPB dari masa ke masa.
Prof. Arif menjelaskan, mulanya membangun museum ini tidaklah mudah. Museum dan Galeri IPB Future awalnya terbentuk berdasarkan dari buku sejarah yang disusun dan digagasi oleh Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto. Buku sejarah IPB sebanyak enam jilid itu pun terletak di ruangan terakhir museum.
“Membangun museum ini tidak mudah. Museum ini bukan membangun gedung, tapi membangun substansi. Apa yang kita sajikan? Berarti harus ada buku sejarah dulu. Setelah ada buku sejarah, baru kita bikin museum,” ujar Prof. Arif dalam sambutannya, Selasa (20/5/2025).
Ia pun bercerita, sebelum ide pembangunan museum disampaikan, banyak yang bertanya-tanya mengapa Rektor IPB enggan memperbanyak buku sejarah dari kampus tersebut. Padahal, kata Prof. Arif, ia memiliki mimpi bahwa buku sejarah IPB yang diperkirakan memiliki lebih dari 500 halaman, untuk divisualisasikan menjadi museum.
“Saya ketawa-ketawa aja, buku 500 halaman yang mau baca siapa? Tapi saya tidak bocorkan saat itu bahwa saya punya mimpi buku itu kita visualisasikan dalam bentuk museum. Lebih enak,” kelakarnya.
Dalam dua tahun terakhir, Museum dan Galeri IPB Future telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dalam jumlah kunjungan. Pada 2023, target kunjungan 20 orang per hari berhasil terlampaui hingga mencapai rata-rata 28 orang per hari, menghasilkan total 6.671 kunjungan dalam satu tahun—setara dengan 140 persen dari target awal.
Memasuki tahun 2024, target kunjungan dinaikkan menjadi 40 orang per hari, dan pencapaian melampaui ekspektasi dengan rata-rata kunjungan mencapai 54 orang per hari. Adapun jumlah total kunjungan selama setahun mencapai 13.390 orang, atau 135 persen dari target yang telah ditetapkan.
“Kira-kira, ada 13.000 orang membaca buku 500 halaman, atau 13.000 orang baru kunjungan ke sini? Beda. Jadi saya kira visualisasi ini menggabungkan seluruh aspek yang ada dalam buku itu, kita visualisasikan,” lanjutnya.
Prof. Arif berharap, berkembangnya Museum & Gallery of IPB Future bisa menjadi inspirasi untuk terus maju ke depan. Terlebih, hadirnya museum ini mendapat banyak apresiasi dari rektor-rektor universitas lain yang berkunjung ke sini.
“Sekali lagi selamat dan sukses selalu, semoga ini bisa menjadi inspirasi kita untuk maju ke depan. Saya berharap, kita semua ini hidupnya penuh imajinasi, kreatif masa depan, tapi juga realistis, down to earth. Jadi tidak hanya tiap hari menatap langit tapi nggak ada aksi, tapi tetap harus konkret melakukan langkah-langkah,” kata Prof. Arif.
Wakil Kepala Lembaga Manajemen Informasi dan Transformasi Digital (LMITD) IPB University Dr. Syafitri Hidayati mengatakan, dalam rangkaian ulang tahun ke-2 Museum & Gallery IPB Future, hari ini juga diresmikan Student Verse atau pameran permanen yang membahas tentang sejarah kemahasiswaan dan dunia kemahasiswaan.

“Kemudian kita launching Musezine, magazine atau majalah dari museum yang insya Allah kita terbitkan setiap tahun. Juga ada dua karakter imajiner bernama ‘Neng Muse’ dan ‘Kang Eum’,” kata Syafitri.

