Lima Dekade Ilmu Ekonomi Pertanian IPB: Refleksi dan Arah Baru Pertanian Indonesia

Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University telah mencapai usia 50 tahun. Rektor IPB University Prof. Arif Satria berharap peringatan setengah abad Ilmu Ekonomi Pertanian ini dapat menjadi ajang refleksi dan arah baru bagi pembangunan ekonomi pertanian Indonesia, agar relevan terhadap dinamika hari ini.

Ia menyebutkan, dinamika hari ini ialah soal mengkombinasikan antara smart technology, sustainability (keberlanjutan), dan isu social justice (keadilan sosial). Tiga isu ini, kata Prof. Arif, menjadi arah baru bagi pertanian Indonesia ke depan agar Indonesia melakukan riset menggunakan big data.

“Kita sudah bisa menggunakan blockchain untuk mencapai berbagai masalah pertanian, pemasaran pertanian agar lebih efisien dan lebih berkeadilan. Jadi segera inovasi-inovasi yang ada, trend-trend teknologi yang ada ini harus masuk dalam cara pandang baru, dalam berbagai riset di bidang ekonomi pertanian,” ujar Prof. Arif di Auditorium FEM Kampus IPB Dramaga, Kamis (6/11/2025).

Dalam peringatan 50 tahunnya, FEM IPB menggelar kuliah umum dan temu alumni, yang turut dihadiri oleh Presiden ke-6 RI Jend. TNI Prof. Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Rachmat Pambudy.

Lebih lanjut, Prof. Arif mengatakan, ekonomi pertanian yang dikembangkan dari IPB University merupakan bagian dari resolusi persoalan pangan, pertanian, kemiskinan petani, isu kerusakan lingkungan, dan isu terkait pertanian lainnya. Di sisi lain, tren pertanian masa depan saat ini bertumpu pada kekuatan pertanian regeneratif.

Ia menjelaskan, pertanian regeneratif adalah upaya pertanian memulihkan keadaan lingkungan yang sudah semakin rusak, menjadi sebuah lingkungan yang bisa pulih dengan cara-cara alami. Apalagi melihat kondisi tanah di dunia saat ini sudah bermasalah akibat pencemaran dan praktik pembangunan yang kurang pas di dunia.

“Jadi kalau tanah tidak subur, maka ancaman tanah kita ke depan akan sulit di atas. Karena itu memperkuat pertanian regeneratif ini harus dilakukan,” tegasnya.

Sementara itu, Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) Prof. Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab disapa SBY saat memberikan kuliah umum mengenang peran penting IPB University dalam perjalanan karier dan kepemimpinannya. Ia menuturkan, bekal akademik dari IPB memberinya dasar kuat dalam menangani krisis ekonomi nasional saat memimpin Indonesia selama dua periode pada 2004 hingga 2014.

Prof. SBY diketahui menempuh Program Doktor bidang Ekonomi Pertanian di IPB University, mulai 2001 hingga 2004. Meski selama masa perkuliahan ia sedang menjabat sebagai menteri, ia berupaya selalu hadir di kelas agar memahami ekonomi pertanian secara mendalam.

“Dari latar belakang saya, kalau saya tidak kuliah di IPB, saya tidak akan memiliki kedalaman pemahaman ekonomi. Bayangkan ketika memimpin Indonesia 10 tahun. Sehingga saya berterima kasih kepada Allah dan almamater IPB yang telah membekali saya dengan ilmu-ilmunya, sehingga saya bisa dealing with the economic crisis,” ucapnya.

Saat menulis disertasi, Prof. SBY memiliki concern pada kemiskinan dan pengangguran di Indonesia pasca krisis. Adapun disertasi yang ia tulis berisi upaya mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui pembangunan pertanian dan pedesaan, ditinjau dari ekonomi politik kebijakan fiskal.

“Dengan disertasi setelah dilantik jd presiden, saya tidak canggung memulai darimana. Saya sudah memberikan guidance, ‘this policy yang saya inginkan’. Hasilnya lihat dari catatan sejarah. Artinya performance ekonomi kita berjalan saat itu ada jejak atau sejarah dari kampus ini,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat terutama yang hendak mendalami ekonomi, hingga menjadi eksekutif agar tidak ragu berkuliah di IPB University. Meski menurutnya didikan di IPB tergolong keras dan disiplin, namun cara ini merupakan jalan menuju penguasaan terhadap pemahaman ekonomi dan pertanian yang luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *