IPB University Melepas Mahasiswa S2 Internasional AIS ke University of Malta

IPB University melepas tujuh mahasiswa program magister Archipelagic Island States (AIS) Innovator Scholarship dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, yang akan berangkat ke University of Malta pada Rabu (14/5/2025).

Program ini merupakan kerja sama IPB University dengan United Nations Development Programme (UNDP), di mana IPB University menjadi perwakilan dari Indonesia yang tergabung sebagai AIS atau negara kepualauan.

Adapun mahasiswa yang diberangkatkan berjumlah tujuh orang, yang berasal dari tujuh negara berbeda antara lain Indonesia, Timor Leste, Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Madagaskar, dan Kepulauan Komoro.

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria berharap mahasiswa internasional yang menempuh studi di IPB ini bisa belajar banyak. Baik dari pengalaman yang sudah dikembangkan di Indonesia, maupun dari ilmu yang sudah dikembangkan di IPB.

“Karena IPB memang memiliki concern dalam bidang kemaritiman, termasuk di dalamnya adalah coastal management and small island management. Kemiripan antara sumber daya yang dimiliki negara-negara pasifik, negara pulau kecil dan Indonesia itu agak mirip. Sehingga transfer teknologi dari Indonesia ke mereka juga sangat penting,” jelasnya.

Di samping itu, Arif berharap kegiatan internasional ini tidak hanya berhenti di tahap ini saja. Sebagai contoh, kata dia, selanjutnya bisa dilakukan dengan mengundang mahasiswa dari negara lain, untuk mengambil program internasional di IPB bidang spesifik yang sesuai dengan kebutuhan negara masing-masing.

“Harapannya insya Allah IPB juga semakin memperluas program double degree dengan perguruan tinggi asing. Kita akan mendorong mahasiea dari berbagai negara pasifik selatan untuk banyak mengambil program khususnya master di IPB,” ucapnya.

Ketua Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan (SPL) Departemen MSP FPIK IPB University Prof. Zairion menjelaskan, para mahasiswa yang berangkat akan mengikuti perkuliahan selama sepekan di University of Malta.

Kemudian, kata Zairion, ketujuh mahasiswa semester 4 ini akan mengikuti field trip, ekskursi, studi kasus, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan tesis yang sedang disusun.

“Kami juga mau mereka mendiskusikan tesisnya, draf tesisnya, mendapat arahan dari sana, masukan-masukan, itu kami nyaranin rencananya,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *