IPB University mengekspor 10 ton ubi jalar ke Singapura dan Malaysia, lewat program One Village One CEO (OVOC). Ubi jalar ini merupakan hasil produksi PT Binature Farm bersama petani binaan Desa Sejahtera Astra (DSA) di lima desa Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.
CEO dari PT Binature Farm sendiri merupakan Alumni IPB University Departemen Ekonomi Syariah Angkatan 57, bernama Ilham Indanu Sitepu. Lewat produksi ubi ini, petani di lingkar kampus juga diberdayakan.
Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menegaskan, sinergi yang dilakukan oleh IPB dengan sejumlah pihak seperti Astra, PT Beleaf selalu eksportir, dan PT Indomarco harus terus dipertahankan dan diperkuat.
Dengan sinergi ini, Prof. Arif yakin ini akan semakin membesarkan energi IPB untuk bisa mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, maupun kebutuhan pangan dunia di saat yang sama.

“Karena kita ini tidak sekedar kitchen of the world, tapi kita adalah feed the world, memberi makan dunia. Jadi dari memberi makan Indonesia menjadi memberi makan dunia,” ujarnya, Selasa (22/7/2025).
Prof. Arif menjelaskan, kegiatan ekspor ini merupakan gambaran visi baru IPB University, yakni innopreneur university. Hal ini pun yang membuat IPB kerap kali menerima penghargaan dari Kementerian Bappenas hingga Kemendiktisaintek, atas dampak dari inovasi yang diaplikasikan.
Hingga saat ini, ia menyebut, sudah ada 6.675 desa se-Indonesia sudah tersentuh oleh inovasi IPB. Prof. Arif berharap, semakin banyak lagi desa yang bisa merasakan manfaat dari inovasi IPB.
“IPB harus bermitra dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di berbagai daerah. Karena kita ingin bersama-sama untuk menangkap Indonesia. Sekali lagi terima kasih atas support semuanya,” ucapnya.

CEO PT Binature Farm, Ilham Indanu Sitepu, mengatakan ekspor ubi jalar yang dilakukan hari ini masih dalam bentuk bahan mentah. Namun ke depan, pihaknya tengah menyiapkan pengembangan produk olahan bekerja sama dengan sejumlah mitra.
“Ke depan, kami sudah menjalin kerja sama dengan pabrik keripik, termasuk Sangkuriang. Harapannya nanti bisa ekspor produk olahan dengan brand dari petani desa binaan kami,” jelasnya.

