Tiga Strategi Besar IPB untuk Atasi Krisis Pangan: On Farm, Off Farm, dan Enabler

Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyampaikan sejumlah solusi strategis untuk menjawab sepuluh tantangan ketahanan pangan nasional. Ia mengusulkan pentingnya membangun model Bina Masyarakat (BIMAS) baru pada pangan melalui tiga visi dan strategi utama: on farm, off farm, dan enabler.

Dalam Rakornas dan Silatnas KAHMI di Jakarta, Jumat (11/7/2025), Prof. Arif menekankan, pada strategi on farm intensifikasi pertanian ramah iklim dapat menjadi pendorong utama produktivitas. Ia mencontohkan peningkatan hasil panen yang signifikan melalui pendampingan langsung ke petani.

“Kita bisa membuktikan bahwa petani-petani yang kita dampingi, misal di Subang itu produktivitas bisa meningkat sampai 1,5 ton tambahannya,” jelasnya.

Selain intensifikasi, ia juga menyebut perlunya digitalisasi pertanian yang memungkinkan deteksi penyakit tanaman hanya lewat gawai.

“Sekarang kita di kampus sudah riset penyakit tanaman cukup dengan handphone, sudah ketahuan apa itu jenis penyakit dan solusinya,” katanya.

Sementara pada sisi off farm, Prof. Arif menegaskan perlunya memperkuat hilirisasi inovasi pangan. IPB University, menurutnya, telah menghasilkan berbagai inovasi yang mendukung kebutuhan pangan masyarakat.

“Sekarang sudah ada orang diabetes makan nasi, boleh gak? Boleh. Tapi nasi dari IPB, namanya nasi dari rumput laut,” ucapnya.

Diversifikasi konsumsi juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Ia mendorong eksplorasi pangan alternatif seperti blue food (pangan laut) dan future food, termasuk serangga yang tinggi kandungan proteinnya.

Tak hanya itu, ia mengingatkan pentingnya keamanan pangan, terutama menyangkut residu pestisida yang bisa berdampak pada kesehatan masyarakat.

“Karena kita menggunakan pestisida, maka dengan residu pestisida ada risiko. Resikonya apa? Bagi laki-laki, hormon maskulinnya bisa menurun, hormon feminimnya meningkat,” ujarnya.

Dalam strategi BIMAS Baru, Prof. Arif menyampaikan, enabler memegang peran penting dalam memastikan keberlanjutan sistem pangan nasional. Salah satunya adalah pemenuhan gizi anak melalui sarapan dan makan bergizi gratis.

“Kalau anak-anak sekolah tidak sarapan, maka kemampuan konsentrasinya menurun, kemampuan menghafal menurun, kemampuan pikiran menurun, kemampuan matematika menurun,” kata Prof. Arif.

Prof. Arif menyebut pentingnya regenerasi petani dan mencetak generasi muda yang tertarik menjadi wirausaha di bidang pertanian. Ia menutup paparannya dengan ajakan untuk mulai melangkah memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *